Batman Begins - Help Select

FUTURE STORE (TASK)




Future store is a department store that people in the world needed. This is one of the really great innovation that can help customer at the shopping mall. All of technologies which showed in this video are very sophisticated and integrated with each other to each other. The video start with the smart fridge, that technology can help us to update items in the fridge. If you busy to restock your items you can ordered items you needed through the internet, and the items automatically added to the shopping list in future smart card which your family have. The first technology which showed in future store is smart trolley that have a good function, the trolley can scanned the items which you added to your trolley and automatically items reduce from stock in server, so server can order to their employees to fill the items on case. This technology is very help employees if they calculate stock every day and can reduce their mistake when they calculating. And then trolley has a special function where the trolley can showed all price from items on your trolley, this technology is very useful for costumers who have little budget because they can know the items which they buy are the items still on their budgets or not.  
Video Future Store
     

Then in my opinion, future store can reduce some rubbing that we find in shopping mall latter, because with the sophisticated technology that they have can give information to server if there are peoples who take the items from their stock, so when rubbing activity happened their employees can know. Then other technology which future store have is information terminal, that technology can help us to find items that we are looking for and the technology automatically direct us to right place. Next technology is smart dressing room, that technology can visualizing all dress which we need without release your dress. If we use this technology can save space and decrease uncomfortable that often we feel. Queue problems that we find latter in shopping mall may can resolved, because all of technology integrated with each other, cashier can know all price of your items. All of items which we buy automatically paid when we pass the last gate with our smart card, we do not bother to spend our money because function of money have been replaced by smart card. Now I will discuss some weakness about this technology, first I think this technology must has a good system, because if a lot of people in shopping mall make some transaction at same time the system will be down if that department store not has a good and integrated system and I think all transaction will disorderly. And next problem is loss of employment, because almost activity in shopping mall do by computer, there aren’t spaces for human to work in that shopping mall. And the last problems that we find in this technology is this technology has a high cost both in purchase or maintenance.

  






KEPEMIMPINAN




Sebelum menuju ke materi terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu sebenarnya arti seorang pemimpin. Mungkin pandangan para pembaca setelah mendengar kata pemimpin ialah orang yang mengepalai suatu organisasi ataupun perusahaan agar semua tujuan dalam organisasi itu tercapai. Yang berada dipikiran sesorang dari seorang pemimpin itu ialah orang yang penuh wibawa, tegas, berani mengambilo resiko dan orang yang sangat dihormati. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang pengertian pemimpin dan kepemimpinan, dan perbedaaan diantara keduany akan dijelaskan dibawah ini.

A. Pengertian Kepemimpinan dan Pemimpin
Kepemimpinan dan pemimpin itu memiliki pengertian yang berbeda, namun diantara keduanya itu saling berkaitan. Pemimpin adalah orang yang memimpin sedangkan kepemimpinan itu proses seseorang pimpinan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pengertian dibawah ini:

Leadership atau Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang pemimpin membimbing, mempengaruhi, mengawasi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain.

Leader atau Pemimpin adalah seseorang yang dapat menggerakkan orang-orang lain di sekitarnya di bawah pengaruhnya untuk mengikuti apa yang diperintahkan dan dikemukakan

Kepemimpinan (Leadership) berasal dari bahasa Inggris yaitu Lead yang berarti memimpin. Adapun pengertian kepemimpinan menurut beberapa ahli ialah sebagai berikut:
  •  Kepemimpinan adalah seni dari koordinasi dan motivasi individu-individu dan kelompok untuk mencapai keinginan akhir (John Pififfner, dalam bukunya “Public Administration”).
  • Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk melakukan kegiatan (Felix a. Negro, dalam bukunya “Modern Public Administration”).
  •  Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan (Humphill, 1954).
  • Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keeputusan (Dubin, 1951).
  •  Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan (Stogdill, 1948).


Setelah mengetahui tentang arti kepemimpinan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan itu ialah kegiatan mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Dalam suatu organisasi proses kepemimpinan itu memiliki arti yang penting, jika proses kepemimpinannya baik maka tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik, namun jika proses kepemimpinan tidak berjalan dengan baik, maka sudah jelas bahwa organisasi itu akan hancur.

B. Tipologi Kepemimpinan
Ada beberapa tipe kepemimpinan yang membedakan dari proses kepemimpinan itu dilaksanakan, adapun tipe kepemimpinan itu ialah:
1.      Tipe kharismatis
2.      Tipe paternalistis dan maternalistis
3.      Tipe militeristis
4.      Tipe otokratis/otoritatif (authorilative, dominator)
5.      Tipe laissez faire
6.      Tipe populistis
7.      Tipe administratif
8.      Tipe demokratis (group developer)

1. Tipe Kharismatis
Tipe kepemimpinan ini memiliki daya tarik yang sangat tinggi, entah dari wibawa, etika ataupun faktor x dari pemimpin tersebut. Biasanya pemimpin yang bertipe kharismatis ini memiliki pengikut yang banyak

2. Tipe Paternalistis dan Maternalistis
Tipe Paternalistis ini dilakukan oleh pemimpin yang memiliki sifat kebapakan yang biasanya memiliki cirri orang yang sangat melindungi bawahannya, jarang memberikan kesempatan bagi bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri dan hamper tidak memberikan kesempatan bagi bawahannya untuk menuangkan imajinasi dan kreatifitasnya.
Tipe Maternalistis juga hampir mirip dengan tipe paternalistis, hanya saja memiliki perbedaan adanya sifat over-protective atau terlalu melindungi dan memberikan kasih saying yang berlebih-lebihan.

3. Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliteran-kemiliteran namun sebenarnya mereka yang mengadopsi tipe ini hanya mencontoh gaya militernya saja, tidak benar-benar orang yang memiliki pendidikan militer. Tipe militeris ini lebih cenderung mengarah ke tipe kepemimpinan otoriter. Ciri dari tipe kepemimpinan ini ialah banyak menggunakan sistem perintah, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, sangat menyukai formalitas seperti adanya upacara, menuntuk adanya disiplin keras dan lain sebagainya.

4. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Otokrat berasal dari perkataan autos (sendiri), dan kratos (kekuasaan, kekuatan). Jadi otokrat sendiri memiliki arti penguasa absolut. Pada setiap tipe ini bawahan haruslah patuh dan mentaati semua yang diperintahkan oleh atasannya. Setiap pemimpin ingin sekali menjadi satu-satunya yang harus dipatuhi. Setiap kebijakan selalu diambil sendiri tanpa berkonsultasi kepada bawahannya dan setiap informasi dari organisasi tersebut tidak dia beri tahu secara menyeluruh. Bawahan yang sangat disukai oleh pemimpin otokratis ialah pegawai “hamba nan setia”.

5. Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini pemimpin praktis tidak memimpin dan membiarkan bawahannya bekerja sendiri tanpa pengawasan dari pemimpinnya. Tak sedikitpun pemimpin berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dan membiarkan bawahannya yang mengerjakan semua kegiatan organisasi. Pemimpin di tipe ini biasanya tidak memiliki kewibawaan dan tidak bisa mengontrol anak buahnya. Biasanya organisasi yang dipimpin oleh tipe Laissez faire ini mengalami kekacauan dan mirip sekali dengan firma tanpa kepala.

6. Tipe Populistis
Dalam bukunya “The Third World” Peter Worsley  mengartikan kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan populistis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional, dan juga kurang mempercayai bantuan dari luar negri (asing).

7.  Tipe Administratis atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administrative ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Biasanya pemimpin ini terdiri dari teknorat dan administrator yang mampu menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan adanya tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis dibidang teknologi, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan arahan yang baik kepada setiap bawahannya. Koordinasi sangatlah penting pada tipe kepemimpinan ini. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini terletak pada seberapa besar partisipasi aktif dari setiap kelompok organisasi. Pemimpin yang demokratis sangatlah menghargai setiap potensi individu, mau mendengarkan semua masalah yang ada pada setiap individu dan menerima kritik dari semua anggotanya.
Singkatnya pada tipe kepemimpinan demokratis semua individu berperan aktif dalam pengambilan dan penentuan keputusan yang diambil dan sikap gotong royong dan disiplin kerja sangatlah dibutuhkan pada tipe kepemimpinan ini.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Ada beberapa teori yang membicarakan faktor apa saja yang menimbulkan lahir / adanya seorang pemimpin:

 
1. Teori Genetis 
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan sudah terlahir sebagai pemimpin, dan memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin. Dapat juga disimpulkan bahwa bakat dan kemampuan sebagai pemimpin didapatkan karena genetis dan diturunkan dari generasikegenerasi.

2. Teori Sosial 
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu saja. Setiap orang dapat menjadi pemimpin, ia hanya tinggal mencari lingkungan yang tepat dan mau berusaha meraihnya.

3. Teori Ekologi 
Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, semuanya ditunjang oleh kondisi lingkungan yang sesuai.


D. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Ada dua tipe pemimpin yang biasanya kita ketahui yaitu tipe pemimpin yang otoriter dan demokratis. Dalam kepemimpinan yang otoriter cenderung menerapkan kepemimpinan yang keras, mau menang sendiri, selalu ingin di hormati dan apa saja yang diperintahkannya haruslah dijalankan tanpa terkecuali dan tidak pernah mendengarkan inspirasi dari bawahannya. Ini menyebabkan adanya ketidak nyamanan yang dirasakan oleh bawahannya. Berebeda dengan pemimpin dengan tipe kepemimpinan yang demokratis, pemimpin ini selalu mendengarkan inspirasi dari anggotanya, tidak pernah ingin menang sendiri, siap untuk dikritisi dan lebih dekat dengan bawahannya. Ini membuat bawahan yang dipimpinnya merasa nyaman dan menghormati pemimpinnya dengan tanpa paksaan.

Daftar Pustaka:

Rais, Soenyoto, Pengelolaan Organisasi, Surabaya, Airlangga University Press, 1994.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1987.
Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin Abnormal itu?, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 1998.

  






PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti tidak akan bisa lepas dari kegiatan berinteraksi dengan orang lain yang ada disekitar kita, baik itu dengan keluarga, teman, bahkan dengan orang yang tidak kita kenal sekalipun. Dalam berinteraksi dibutuhkaanlah sebuah komunikasi yang baik agar dapat tercipta kenyamanan dan tidak timbul kesalahpahaman pada saat kita berhubungan dengan orang lain. Dalam artikel ini saya akan menjelaskan mengenai pengertian komunikasi dan perannya dalam sebuah organisasi.

A. Pengertian Komunikasi
Jika berbicara tentang pengetian komunikasi yang mungkin terpikir di dalam pikiran ialah komunikasi itu kegiatan seseorang atau beberapa orang yang  menyampaikan beberapa informasi kepada orang lain yang bertujuan agar orang tersebut mengetahui tentang suatu hal. Menurut Wikipedia sendiri komunikasi itu berasal dari bahasa latin yaitu communis yang berarti ‘sama’.
 Banyak sekali penjelasan yang menerangkan tentang pengertian dari komunikasi, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu penerima pesan membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator (Raymond Ross).
2. Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka (Gerald R. Miller).
3. Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Everett M. Rogers).
4. Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (Carl I. Hovland).
5. Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima (New Comb).
6. Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb (Bernard Barelson & Garry A. Steiner)
7. Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya (Colin Cherry).
8. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan (Forsdale, 1981)
Dari beberapa pengertian komunikasi yang dipaparkan oleh beberapa ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya komunikasi itu merupakan penyampaian pesan ataupun informasi dari seseorang kepada orang lain. Dalam penyampaian pesan tersebut pastilah membutuhkan media dalam penyampaiannya, media yang dapat digunakan dalam penyampaian pesan bisa dari media elektronik, media cetak atau bahkan dari mulut ke mulut. Proses komunikasi ini sangatlah penting karena dengan adanya komunikasi maka penyampaian informasi akanlah lebih cepat dan lebih efektif.

B. Jenis-jenis Komunikasi
Ada dua jenis komunikasi yang mungkin sudah banyak diketahui, berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis komunikasi.
1. Komunikasi  Lisan
Mendengar namanya saja pasti kita sudah mengetahui bahwa komunikasi ini dilakukan dengan melalui perantara mulut (verbal). Ada dua jenis komunikasi lisan yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung itu ialah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan cara bertatap muka dan tidak ada jarak atau alat apapun yang menghalangi, sedangkan komunikasi tidak langsung ialah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih melalui perantara alat seperti handphone, telepon dan lain sebagainya. (Wikipedia Indonesia, Teori Komunikasi).
2. Komunikasi Tulisan
Komunikasi tulisan ialah komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya (Wikipedia Indonesia, Teori Komunikasi).

C. Komunikasi yang Efektif dan Implikasi Manajerial
Komunikasi yang efektif memiliki suatu arti dimana komunikasi itu tersampaikan secara tepat sasaran. Maksudnya tepat sasaran disini ialah komunikasi itu tersampaikan tepat kepada yang membutuhkannya, contohnya saja komunikasi tentang informasi mengenai universitas, pastinya komunikasi mengenai informasi ini akan lebih berguna bagi siswa yang sedang mencari universitas yang akan ditempatinya setelah lulus nanti. Komunikasi juga dapat dibilang efektif jika seseorang yang mendapatkan informasi tersebut dapat memahami dan mengerti akan informasi yang diterimanya, sehingga merubah pandangan orang tersebut akan suatu hal.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
·         Menciptakan suasana yang menguntungkan.
·         Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
·         Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
·         Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
·         Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia implikasi mempunya arti yaitu akibat.kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek salah satu aspek yang akan saya bahas kali ini implikasi manajerial. Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1.      Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2.      implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Jadi implikasi manajerial memiliki arti Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi manajerial yang baik.

D. Definisi Organisasi
Tidak lengkap rasanya jika kita hanya membahas tentang komunikasi saja dan mengesampingkan tentang pembahasan mengenai organisasi. Organisasi berasal dari bahasa Yunani: ὄργανον, organon - alat adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Banyak sekali pengertian organisasi yang dipaparkan oleh beberapa ahli, berikut penjelasannya.
1. Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama (Stoner).
2. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama (James D. Mooney)
3. Organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (Chester I.Bernard)
4. Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P.Robbins)
5. Organisasi didefinisikan sebagai suatu kumpulan (atau sistem) individu yang bersama-sama, melalui suatu hirarki pangkat dan pembagian kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu (Rogers dan Rogers, dalam Hanneman dan McEwen, 1975, hlm. 128)
Organisasi ialah suatu tempat berkumpul dua orang atau lebih yang biasanya melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan yang sudah dibuat. Banyak sekali bentuk-bentk organisasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya ialah keluarga kita sendiri. Mengapa suatu keluarga dapat dikatakan sebuah organisasi ? Jelas sekali bahwa dalam satu keluarga seminimal mungkin pastinya terdiri dari dua orang, dan biasanya dalam suatu keluarga itu memiliki suatu tujuan, contohnya saja orang tua yang mencari uang untuk mensekolahkan anaknya.

E. Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi keorganisasian mempunyai beberapa tujuan, yaitu seperti dibawah ini:
1. Memberikan informasi, sudah jelas bahwa dalam kegiatan komunikasi itu bertujuan untuk mengirimkan informasi kepada sesame anggota dalam organisasi tersebut.
2. Umpan balik
3. Pengendalian, dengan adanya komunikasi yang baik, maka pelaksanaan tugas-tugas organisasi akan dikendalikan supaya tujuan darin organisasi itu tercapai.
4. Pengaruh, jelas dengan pengertian komunikasi diatas bahwa komunikasi itu bertujuan untuk mempengaruhi seseorang agar mengikuti apa yang si pengirim informasi inginkan.
5. Memecahkan masalah, biasanya dengan adanya komunikasi yang baik dalam organisasi, masalah yang ada dalam organisasi itu akan terselesaikan, baik antara petinggi dan anggota maupun antar anggota dalam organisasi tersebut.
6. Pengambilan keputusan, pengambilan keputusan yang baik itu pastinya diadakan secara terbuka dengan melakukan komunikasi dengan semua anggota.
7. Mempermudah perubahan
8. Pembentukan kelompok
9. Menjaga pintu
Komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena komunikasi diibaratkan sebagai suatu hal yang dapat menentukan keberhasilan suatu tujuan dari organisasi tersebut. Bias dibayangkan kalau tidak ada komunikasi yang baik pasti akan banyak terjadi kesalahpahaman dan nantinya akan membuat kehancuran sendiri dalam organisasi tersebut.

Daftar Pustaka:
Pareek, Udai (1984). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo
Tubbs, Stewart L & Moss, Sylvia, Hman Communication, Terj Mulyana, Deddy dan Gembirasari, Bandung: PT Remaja Rosdakarya (1996)
Wikipedia Indonesia, Komunikasi, http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Wikipedia Indonesia, Daftar Definisi Komunikasi, http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi
Wikipedia Indonesia, Organisasi, http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi







Teori Organisasi Umum (BAB 3)


PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Atau ada juga yang menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).


UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

Berikut ini ialah akan dijelaskan mengenai unsur-unsur komunikasi:
1. Sumber
2. Komunikator
3. Pesan
4. Channel/ Saluran
5. Komunikasi
6. Efek
7. Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi

1. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.

2. Komunikator
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
– Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.
– Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul- betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi.
-Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan- pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience.

3. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.

4. Channel/ Saluran
Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya radio dan sebagainya. Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa, misalnya televisi.

5. Komunikasi
Komunikasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu
  1) personal
  2) kelompok, dan
  3) massa
Dari segi sasarannya, komunikasi ditujukan atau diarahkan kedalam komunikasi personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

6. Efek
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka komunikasi berhasil.

7. Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi
  1)Empat tahap proses komunikasi menurut Cutlip dan Center, yaitu:
     – pengumpulan fakta
     – Perencanaan
     – Komunikasi
     – Evaluasi
  2)Prosedur mencapai effect yang dikehendaki menurut Wilbur Schraam, yaitu:
     – Attention (perhatian)
     – Interest (Kepentingan)
     – Desire (Keinginan)
     – Decision (Keputusan)

     – Action (Tindakan)


BAGAIMANA CARA MENYALURKAN IDE MELALUI KOMUNIKASI

Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.
Adapun tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
-         Ide (gagasan) oleh sender.
-         Perumusan yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
-         Penyaluran (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun isyarat,dll.
-         Tindakan yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi  dilaksanakan.
-         Pengertian yaitu kata-kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
-         Penerimaan yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
Dalam membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama, pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang tepat dan se-efektif  mungkin sehingga koordinasi dan kerja sama benar-benar dilaksanakan dengan tepat juga.


HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI

Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :

a). Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.

b). Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :

1. Gangguan (Noises), terdiri dari :
Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.

2. Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

3. Motivasi Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan.

4. Prasangka (Prejudice) Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.

5. Evasi Komunikasi Evasion of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi :
Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka.
Mencacadkan pesan komunikasi (message made invalid), contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh Guru BP.
Mengubah kerangka referensi (changing frame of reference), menunjukkan seseorang yang menggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa memperhatikan kerangka referensi orang yang akan diberikan pesan tersebut.


KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

1. Dari segi sifatnya :
a.       Komunikasi lisan
komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka.lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.

komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

b.      Komunikasi tulisan
komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya. 

komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.

c.       Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu  fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.

d.      Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah  sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

2.      Dari segi arahnya :
a.       Komunikasi ke bawah.
Mengalir dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjangyang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk  instruksi, memoresmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.

b.      Komunikasi ke atas
Porsi ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan komunikasike baawah. Berbeda dengan komunikasi ke  bawah, komunikasike atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah kejenjang yang lebih tinggi.  Misalnya, dalam bentuk kotak sara,pertemuan kelompok, pengaduan, dan sebagainya.

c.       Komunikasi horizontal
Merupakan pertimbangan utama dalam desain organisasi,namun organisasi yang efektif memerlukan juga  komunikasihorizontal yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dariberaneka ragam fungsi keorganisasian.  Misalnya, komunikasiantar produksi dan pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.

d.      Komunikasi diagonal
Merupakan jalur komunikasi yang paling jarang digunakan,komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para anggiotatidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.

3.      Menurut Lawannya :
a.       Komunikasi Satu Lawan Satu : berbicara dengan lawan bicaras yang sama
banyaknya.
Contoh:berbicara melalui telepon

b.      Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)? : berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok.
Contoh: introgasi maling dengan kelompok hansip.

c.       Kelompok Lawan Kelompok : berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai politik.


FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN ORGANISASI

Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Faktor ekstern,
2) Faktor intern.
 

1) Faktor Ekstern

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.

Perkembangan dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan, system penggajian yang diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau hubungan pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.

Perkembangan IPTEK terus berlanjut sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi baru yang secara langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan perubahan. Organisasi yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi tersebut akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.

2) Faktor Intern

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:

-         Problem hubungan antar anggota,

-         Problem dalam proses kerja sama,

-         Problem keuangan.

Hubungan antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem yang lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan bawahan (hubungan yang bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan sesama anggota yang kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal). Problem atasan bawahan yang sering timbul adalah problem yang menyangkut pengambilan keputusan dan komunikasi. Keputusan pimpinan yang berkenaan dengan system pengupahan, misalnya dianggap tidak adil atau tidak wajar oleh bawahan, atau putusan tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu lama, dsb. Hal ini akan menimbulkan tingkah laku anggota yang kurang menguntungkan organisasi, misalnya anggota sering terlambat. Komunikasi atasan bawahan juga sering menimbulkan problem. Keputusannya sendiri mungkin baik tetapi karena terjadi salah informasi, bawahan menolak keputusan pimpinan. Dalam hal seperti ini perubahan yang dilakukan akan menyangkut system saluran komunikasi yang digunakan.

Problem yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesame anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.

Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.

Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil secara efisien.


PROSES PERUBAHAN

Perubahan Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi. Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya.

a) Proses perubahan, yaitu:

Mengadakan pengkajian.
Mengadakan identifikasi.
Menetapkan perubahan.
Menentukan strategi.
Melakukan evaluasi.
Dorongan untuk Berubah

Alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari:

1) Dorongan Eksternal
Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk melakukan perubahan.

2) Dorongan Internal
Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser, seiring bergesernya nilai sosiokultural. Akibatnya mereka menuntut suatu perubahan dalam jam kerja, atau perubahan kondisi kerja.

b) Dua Jenis Perubahan

Secara umum ada dua jenis perubahan dalam organisasi.

1) Perubahan Terencana
Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.

2) Perubahan Reaktif
Perubahan reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.
Dua Jenis Perubahan

c) Langkah-langkah komprehensif dalam proses perubahan

Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan

organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:

- Mengenali kebutuhan akan perubahan
- Menetapkan tujuan perubahan
- Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
- Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
- Merencanakan implementasi untuk perubahan
- Mengimplementasikan perencanaan perubahan
- Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut


CIRI-CIRI PENGEMBANGAN ORGANISASI

Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi.
  • Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi terhadap suatu organisasi.
  • Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
  • Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
  • Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang lainnya.
  • Berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
  • Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi

METODE PENGEMBANGAN ORGANISASI

Metode Pengembangan Perilaku :
1. Jaringan Manajerial (Managerial Grid)

Jaringan manajerial atau kisi manajerial (managerial grid), disebut juga latiahan jaringan (grid training), adalah suatu metode pengembangan organisasi yang di dasarkan jaringan manajerial. Teori ini di pelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Dalam metode ini dikenal dua dimensi dua prilaku pimpinan, yaitu prilaku pimpinan yang memusatkan perhatian pada produksi, dan prilaku pimpinan yang memusatkan prilakunya pada orang. Dari segi intensitasnya, seorang pimpinan mungkin dapat menerapkan sekaligus dua prilaku tersebut dalam intensitas yang sama atau berbeda.
Kelima gaya kepemimpinan itu dapat di jelaskan dengan mempergunaka gambar jaringan menajerial di bawah ini. Sumbu X menunjukan prilaku pimpinan yang memusatka pada orang dan sumbu Y adalah pemimpin yang memusatkan perhatianya  terhadap produksi.
Menurut gambar tersebut, lima gaya kepemimpinan dalam manajerial grid, adalah sebagai berikut:
1)        Grid 1.1 menunjukan prilaku pimpinan dengan perhatian yang rendah  baik tehadap produksi maupun terhadap orang. Pada Grid ini pimpinan hanya bertindak sebagai perantara, menyalurkan informasi dari atas kepada bawahan.
2)        Grid 9;1 menunjukan prilaku pimpinan dengan perhatian yang tinggi terhadap produksi dan rendah terhadap orang. Pimpinan hanya mementingkan tingkat produksi dan kurang memperhatiakan orang-orang yang membantunya. Pada Grid ini pimpinan bersifat Otoriter.
3)        Grid 1.9 menujukan prilaku pimpinan yang rendah perhatianya terhadap hasil produksi , namu tinggi terhadap orang-orang yang berkerja. Pada Grid ini pimpinan menciptakan tempat kerja yang penuh persahabatan.
4)        Grid 9.9 menunjukan adanya prilaku pimpinan dengan perhatian tinggi terhadam orang dan pada hasil produksi. Inilah gaya kepemimpinan yang paling efektif.
5)        Grid 5.5 menujukan adanya prilaku pimpinan dengan perhatian yang medium baik terhada orang maupun produksi. Dalam hasil produksi pimpinan tidak mau membua target yang mungkin sulit di capai.

2. Latihan Kepekaan
Latihan kepekaan (sensitifity training) merupakan latihan dengan kelompok. Oleh karena itu metode ini di namakan pula metode T-groupe (T= Training). Dalam metode ini yang di maksud dengan kepekaan adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan diri sendiri dengan orang lain. Metode ini berlandaskan pada anggapan bahwa kesulitan untuk berprestasi di sebabkan oleh adanya persoalan emosional dari kelompok orang-orang yang harus mencapai tujuan. Metode ini beranggapan bahwa apabila persoalan emosional itu dapat di atas maka dengan sendirinya kesulitan untuk beradaptasi dapat di hilangkan.
Oleh karena itu tujuan dari pada latiahan kepekaan adalah mempertajam daya peka, perasaan(emosi), dan kecepatan reaksi dalam menghadapi beberapa persoalan. Dalam latihan ini anggota kelompok di beri movasiuntuk belajar mengenai diri sendiri dalam menghadapi orang lain, kebutuhan dan sikap mereka sendiri. Sikap ini dapat terungkap melalui dua jalur, yaitu melalui mereka sendiri terhadap orang lain, dan melalui prilaku orang lain terhadap diri mereka sendiri.

3.  Pembentukan Tim
Pembentukan Tim (Team Feedback) adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data dari para anggota organisasi. Data itu meliputi data-data yang berhubungan dengan tingkah laku,sikap,serta berbagai perasaan lain yang ada pada diri setiap anggota organisasi. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian di susun dan di kembangan kepada para anggota organisasi yang telah di survai untuk didiskusikan. Dari hasil diskusi akan di perpleh umpan balik(feedback) dari para anggota organisasi yang telah di survey, apakah perlu di adakan perubahan atau tidak.

4.  Umpan Balik Survei

Metode Pengembangan Ketrampilan dan Sikap :
1. On The Job Training
Latihan ditempat kerja (on the job training ) ialah latian kerja ditempat kerja yang sebenarnya. Latian ini melatih anggota organisasi untuk menjalankan pekerjaan – pekerjaan dengan lebih efisien. Didalam latian ini instruksi- instruksi diberikan langsung kepada anggota organisasi ditempat kerjannya, baik yang bersifat kerja sama maupun yang  bersifat perseorangan. Dengan latian ini diharapkan para anggota organisasi lebih mampu menjalankan dan lebih menguasai pekerjaannya.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dalam latihan  ditempat kerja ini, antara lain :
1)   Sangat ekonomis Karen para peserta tetap produktif selama mereka mengikuti dan manjalankan latiahan .
2)   Presentasi anggota organisasi tidak akan berkurang atau hilang. Hal ini sangat berbeda apabila dibanding  dengan latihan yang diadakan diluar tempat kerja. Latihan yang diluar  tempat kerja kan melibatkan sebagian presentasi hilang apabila peserta latian kembali ke tempat kerjanya masing-masing
2. Job Instruction Training
Adalah dengan memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung pada pekerjaan dan terutama digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan sekarang. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya.
3.  Of The Job Training
Metode off the job adalah pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Dipergunakan apabila banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat seperti halnya dalam penguasaan pekerjaan, di samping itu juga apabila pelatihan dalam pekerjaan tidak dapat dlakukan karena sangat mahal.

1. Lecture
Merupakan metode pelatihan dengan memberikan kuliah atau ceramah dalam rangka penyampaian informasi-informasi yang dibutuhkan petatar Metode ini mengeluarkan biaya yang tidak tinggi, namun kelemahannya adalah peserta kurang partisipasi dan kurang respon.

2. Video Presentation
Adalah prestasi yang dilakukan melalui media televisi, film, slides dan sejenisnya serupa dengan bentuk lecture.

3. Role Playing
Merupakan suatu permainan peran yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai peran orang tertentu dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta, seperti misalnya: menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan individual dan juga dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.

4. Case Study
Merupakan metode pelatihan dimana para peserta pelatihan dihadapakan pada bberapa kasus tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.

5. Simulation
Simulasi merupakan suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan saja dan para pelatihan harus memberikan respon seperti dalam kejadian yang sebenarnya. Jadi simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpai.

6. Self Study
Merupakan teknik yang menggunakan modul-modul tertulis dan kaset-kaset atau video tape rekaman dan para peserta hanya mempelajarinya sendiri. Teknik ini tepat digunakan apabila jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dalam jumlah yang besar, pada karyawan tersebar di berbagai lokasi yang berbeda-beda dan sulit mengumpulkan para karyawan sekaligus untuk bersama-sama mengikuti program pelatihan tertentu.

7. Programmed Learning
Dalam metode ini, diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan para peserta pelatihan harus memberikan jawaban yang benar. Metode ini dapat juga melalui komputer yang sudah mempunyai program tersendiri agar para peserta dapat mempelajari dan memperinci selangkah demi selangkah dengan umpan balik langsung pada penyelesaian- setiap langkah. Masing-masing peserta pelatihan dapat menetapkan kecepatan belajarnya

8. Laboratory Training
Teknik ini adalah merupakan suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi. Latihan ini bersifat sensivitas, dimana peserta menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Laboratory Training ini berguna untuk mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang.

9.  Vestibule Training
Merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan jenis pelaralatan yang sama seprti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya. Latihan ini berguna sebagai pendahuluan dari latihan kerja.


PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.


TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Macam – macam Tipe Kepemimpinan:
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.


TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

a. Teori kepemimpinan Great Man(Pemimpin Besar)
Teori Great Man menyatakan bahwa ada dua asumsi dasar, bahwa pemimpin dilahirkan dan tidak dibuat, dan asumsi kedua adalah bahwa pemimpin besar akan muncul ketika dibutuhkan.
Teori kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang mencakup studi pemimpin besar. Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan memegang gelar turun-temurun. Sangat sedikit orang dari kelas bawah memiliki kesempatan untuk memimpin. Teori great man didasarkan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan kepemimpinan, maka munculah seorang manusia yang luar biasa dan memecahkan masalah. Ketika teori great man diusulkan, sebagian besar pemimpin adalah laki-laki dan hal itu tidak bisa ditawar. Bahkan para peneliti adalah laki-laki, yang menjadi alasan untuk nama teori tersebut

b. Teori Kepemimpinan Sifat
Teori sifat tersebut mengasumsikan bahwa para pemimpin telah mewarisi sifat-sifat di dalamnya yang membuat orang cocok untuk menjadi pemimpin. Banyak yang mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang dapat sepenuhnya mengekspresikan diri sementara yang lain tidak bisa, dan ini adalah apa yang membuat mereka berbeda dari orang lain. Seorang pemimpin memiliki kombinasi yang tepat dari sifat-sifat yang membuatnya menjadi pemimpin yang baik

c. Teori Kepemimpinan Perilaku
Setelah teori sifat, para peneliti mulai mengeksplorasi perilaku para pemimpin dan membuat asumsi bahwa sifat-sifat dan kualitas kepemimpinan tidak diwariskan, tapi dapat dipelajari dan dikuasai oleh setiap orang. Dengan demikian, teori ini berarti bahwa para pemimpin tidak dilahirkan tetapi justru para pemimpin dapat dibuat. Dalam teori perilaku, anda perlu menilai seorang pemimpin yang sukses bersama dengan tindakan pemimpin. Sebagai seorang pemimpin yang sukses, kegagalan dari seorang pemimpin juga harus dinilai dan dipertimbangkan.

d. Teori Kepemimpinan Situasional
Para peneliti menemukan bahwa para pemimpin muncul sebagai akibat dari situasi yang berbeda. Oleh karena itu, para peneliti berasumsi bahwa kualitas kepemimpinan yang dikembangkan tergantung pada situasi. Namun, ada orang-orang yang percaya bahwa ada gaya kepemimpinan yang berbeda yang mengubah situasi. Ada tiga hal dasar dalam kepemimpinan situasional, hal pertama adalah bahwa hubungan antara pengikut dan pemimpin harus sehat. Para pengikut harus mendukung pemimpin dengan tujuannya. Hal kedua adalah bahwa tugas yang harus diselesaikan harus diketahui dengan jelas, dan pemimpin harus menetapkan tujuan sesuai tugas yang harus dilakukan. Seiring dengan tugas-tugas yang harus diselesaikan, metode dan standar untuk menyelesaikan tugas juga harus ditetapkan secara rinci, karena hal ini akan membuat dampak pada para pengikut. Hal ketiga yang penting adalah bahwa organisasi harus memberi tanggung jawab pada tugas pemimpin, karena hal ini akan memperkuat posisi pemimpin.

e. Teori Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transaksional tahu apa yang dia inginkan dari pekerjaan dan memastikan bahwa para pengikutnya melakukan dengan baik untuk memberikan hasil yang diharapkan. Ketika hasil yang diharapkan dicapai oleh orang-orang dalam organisasi, pemimpin harus menukarnya atau memberikan janji-janji masa depan atas usaha pengikutnya.

f. Teori Kepemimpinan Transformasional
Dalam teori kepemimpinan transformasional, orang-orang atau pengikut terinspirasi oleh pemimpinnya, dan pemimpin harus memiliki gairah dengan kepemimpinannya. Singkatnya, pengikut akan terdorong karena terinspirasi dari pemimpin dan menjadi pengikut yang berpotensi.




Sumber dan Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

https://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-dan-unsur-unsur-komunikasi/

http://yuliacenonk.blogspot.com/2012/03/16.html

http://bec00n.blogspot.com/2012/11/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html

http://evi-hidayati.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-komunikasi-dalam-organisasi.html

http://idadwiw.wordpress.com/2011/12/18/faktor-faktor-perubahan-organisasi/

http://dadangpramono.wordpress.com/2013/10/27/perubahan-dan-perkembangan-organisasi/

http://rizkyfebriyanto.blogspot.com/2012/11/metode-pengembangan-organisasi_20.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/

http://http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/

http://www.wedaran.com/5571/teori-kepemimpinan-dalam-organisasi/